Rabu, 26 Desember 2012

Peran Aktif Siswa dalam Pembelajaran

 
Permasalahan 

Siswa tidak bersemangat atau tidak berminat dalam pembelajaran sehingga siswa menjadi pasif (tidak aktif), siswa mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia tidak ada niat, tidak ada gairah dan keseriusan. Jika guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan, siswa hanya diam, tidak ada yang menjawab atau merespon guru
Keterampilan berbicara siswa masih kurang, siswa belum terampil dalam mengemukakan pendapat, ide dan pikiran baik melalui pertanyaan maupun dalam bentuk pernyataan maupun pertanyaan
Siswa kurang terampil dalam menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Khususnya saat pembelajaran Bahasa Indonesia, masih banyak siswa yang menggunakan bahasa daerah sehari-hari
Dalam bahasa tulis, masih banyak siswa yang tidak memahami tentang ejaan, misalnya penggunaan paragraf dan lain-lain. Belum lagi masalah bahasa tulis yang masih terbawa bahasa lisan yang merupakan bahasa daerah

Pemecahan Masalah
Untuk mengatasi masalah siswa yang tidak bersemangat/tidak berminat saat pelajaran Bahasa Indonesia ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ialah guru harus meneliti kembali, apa penyebab siswa tidak bersemangat dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, apakah karena pembelajaran yang monoton, tidak bervariasi sehingga anak bosan dan jenuh mengikuti pelajaran. Jika benar itu penyebabnya, maka guru harus memperbaiki diri, mengubah pola pembelajaran yang membosankan tersebut. Guru perlu merancang kembali pembelajaran yang lebih menarik, membangkitkan rasa ingin tahu pada diri anak, mendorong anak menjadi lebih aktif, meningkatkan kreativitas anak dan lain-lain. Guru juga dapat menggunakan pendekatan-pendekatan tertentu, menerapkan model-model pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran dan sesuai dengan karakteristik anak. Untuk mendukung hal tersebut guru perlu memperdalam/menambah pengetahuannya dan memperluas wawasannya baik tentang profesi keguruan maupu tentang pengetahuan lainnya

Untuk meningkatkan minat dan semangat siswa, guru perlu menggunakan media sebagai alat bantu dalam pembelajaran. Media dapat mengkonkritkan sesuatu yang abstrak, karena tingkat/tahap berpikir anak SD masih dalam tahap berpikir konkrit, terlebih bagi siswa kelas rendah (kelas 1, 2 dan 3) anak belum dapat memahami sesuatu yang tidak ada di depan matanya (abstrak)

Hal lain yang dapat mendorong anak aktif dalam pembelajaran adalah suasana kelas yang hangat, dalam arti harmonis dan penuh kekeluargaan, sehingga anak merasa nyaman dalam pembelajaran, tidak ada perasaan takut dan tegang terhadap guru, untuk itu guru perlu bersikap ramah dan bijaksana, jangan menjadi guru yang Killer, otoriter merasa paling benar dan tidak mau dikritik. Kecuali itu, guru harus menciptakan komunikasi tiga arah yaitu guru dengan siswa, siswa dengan guru, dan siswa dengan siswa agar semua siswa turut aktif dalam pembelajaran
Untuk meningkatkan keterampilan berbicara, siswa perlu diberi banyak latihan, misalnya diberi kesempatan bertanya, lebih sering disuruh maju ke depan kelas untuk membaca puisi, bermain drama dan lain-lain. Hal tersebut dimaksudkan melatih mental para siswa agar berani tampil di depan kelas. Kalau mental siswa sudah bagus tinggal membimbing dan membina kemampuan dan keterampilan siswa dalam berbicara. Pada umumnya, keterampilan berbicara seseorang didukung oleh pengetahuan dan wawasan yang ia miliki, terkadang seseorang bingung apa yang harus ia ungkapkan dan bicarakan karena tidak adanya pengetahuan yang ia miliki. Oleh karena itu, untuk meningkatkan keterampilan berbicara, siswa perlu menambah pengetahuan dan memperluas wawasan sehingga siswa dapat berbicara dengan baik. Kegiatan pembelajaran dalam bentuk diskusi juga turut membantu melatih latihan siswa untuk mengemukakan pendapatnya, sanggahan, alasan dan argumentasi secara lisan.

Penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dikalangan siswa masih kurang, khususnya pada saat pembelajaran Bahasa Indonesia, hal ini disebabkan karena kurangnya kosakata Bahasa Indonesia yang dimiliki anak, kebiasaan siswa menggunakan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari masih terbawa kedalam proses pembelajaran. Untuk mengatasi hal tersebut, siswa perlu dibiasakan untuk menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar saat pembelajaran, siswa harus lebih banyak membuka kamus Bahasa Indonesia untuk mempelajari kosakata Bahasa Indonesia agar dapat menggunakan pilihan kata yang tepat. Selain itu untuk melatih kemampuan siswa dalam berbahasa Indonesia, alangkah lebih bagusnya kalau siswa banyak mendengarkan berita-berita dan pidato-pidato berbahasa Indonesia sehingga telinga anak terbiasa mendengar lafal-lafal yang tepat dalam Bahasa Indonesia

Hal lain yang tidak kalah penting, guru harus menegur anak yang melakukan kesalahan-dalam berbahasa Indonesia, jika tidak ditegur maka siswa akan terbiasa dengan kesalahan tersebut tanpa ia sadari kalau apa yang ia ucakan itu kurang tepat dalam berbahasa Indonesia. Untuk itu guru perlu memiliki pengetahuan tentang pengguanaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, seperti diksi, lafal, intonasi, dan lain-lain

Kesalahan dalam bahasa tulis seperti penggunaan tanda baca, huruf besar, paragraph, dan lain-lain disebabkan karena siswa kurang mengetahui kaidah-kaidah yang benar. Oleh karena itu, penggunaan bahasa tulis yang benar perlu diajarkan pada siswa sejak dini, selagi siswa masih kecil dan ingatannya masih bagus sehingga tertanam kemampuan menulis yang sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan pada diri anak, dan menjadi kebiasaan yang baik hingga anak dewasa, jangan sekali-kali guru membiarkan saja siswa yang melakukan kesalahan dalam bahasa tulis, guru perlu mengingatkan siswa dan menyuruh siswa memperbaikinya.
 
Permasalahan 

Siswa tidak bersemangat atau tidak berminat dalam pembelajaran sehingga siswa menjadi pasif (tidak aktif), siswa mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia tidak ada niat, tidak ada gairah dan keseriusan. Jika guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan, siswa hanya diam, tidak ada yang menjawab atau merespon guru
Keterampilan berbicara siswa masih kurang, siswa belum terampil dalam mengemukakan pendapat, ide dan pikiran baik melalui pertanyaan maupun dalam bentuk pernyataan maupun pertanyaan
Siswa kurang terampil dalam menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Khususnya saat pembelajaran Bahasa Indonesia, masih banyak siswa yang menggunakan bahasa daerah sehari-hari
Dalam bahasa tulis, masih banyak siswa yang tidak memahami tentang ejaan, misalnya penggunaan paragraf dan lain-lain. Belum lagi masalah bahasa tulis yang masih terbawa bahasa lisan yang merupakan bahasa daerah

Pemecahan Masalah
Untuk mengatasi masalah siswa yang tidak bersemangat/tidak berminat saat pelajaran Bahasa Indonesia ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ialah guru harus meneliti kembali, apa penyebab siswa tidak bersemangat dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, apakah karena pembelajaran yang monoton, tidak bervariasi sehingga anak bosan dan jenuh mengikuti pelajaran. Jika benar itu penyebabnya, maka guru harus memperbaiki diri, mengubah pola pembelajaran yang membosankan tersebut. Guru perlu merancang kembali pembelajaran yang lebih menarik, membangkitkan rasa ingin tahu pada diri anak, mendorong anak menjadi lebih aktif, meningkatkan kreativitas anak dan lain-lain. Guru juga dapat menggunakan pendekatan-pendekatan tertentu, menerapkan model-model pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran dan sesuai dengan karakteristik anak. Untuk mendukung hal tersebut guru perlu memperdalam/menambah pengetahuannya dan memperluas wawasannya baik tentang profesi keguruan maupu tentang pengetahuan lainnya

Untuk meningkatkan minat dan semangat siswa, guru perlu menggunakan media sebagai alat bantu dalam pembelajaran. Media dapat mengkonkritkan sesuatu yang abstrak, karena tingkat/tahap berpikir anak SD masih dalam tahap berpikir konkrit, terlebih bagi siswa kelas rendah (kelas 1, 2 dan 3) anak belum dapat memahami sesuatu yang tidak ada di depan matanya (abstrak)

Hal lain yang dapat mendorong anak aktif dalam pembelajaran adalah suasana kelas yang hangat, dalam arti harmonis dan penuh kekeluargaan, sehingga anak merasa nyaman dalam pembelajaran, tidak ada perasaan takut dan tegang terhadap guru, untuk itu guru perlu bersikap ramah dan bijaksana, jangan menjadi guru yang Killer, otoriter merasa paling benar dan tidak mau dikritik. Kecuali itu, guru harus menciptakan komunikasi tiga arah yaitu guru dengan siswa, siswa dengan guru, dan siswa dengan siswa agar semua siswa turut aktif dalam pembelajaran
Untuk meningkatkan keterampilan berbicara, siswa perlu diberi banyak latihan, misalnya diberi kesempatan bertanya, lebih sering disuruh maju ke depan kelas untuk membaca puisi, bermain drama dan lain-lain. Hal tersebut dimaksudkan melatih mental para siswa agar berani tampil di depan kelas. Kalau mental siswa sudah bagus tinggal membimbing dan membina kemampuan dan keterampilan siswa dalam berbicara. Pada umumnya, keterampilan berbicara seseorang didukung oleh pengetahuan dan wawasan yang ia miliki, terkadang seseorang bingung apa yang harus ia ungkapkan dan bicarakan karena tidak adanya pengetahuan yang ia miliki. Oleh karena itu, untuk meningkatkan keterampilan berbicara, siswa perlu menambah pengetahuan dan memperluas wawasan sehingga siswa dapat berbicara dengan baik. Kegiatan pembelajaran dalam bentuk diskusi juga turut membantu melatih latihan siswa untuk mengemukakan pendapatnya, sanggahan, alasan dan argumentasi secara lisan.

Penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dikalangan siswa masih kurang, khususnya pada saat pembelajaran Bahasa Indonesia, hal ini disebabkan karena kurangnya kosakata Bahasa Indonesia yang dimiliki anak, kebiasaan siswa menggunakan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari masih terbawa kedalam proses pembelajaran. Untuk mengatasi hal tersebut, siswa perlu dibiasakan untuk menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar saat pembelajaran, siswa harus lebih banyak membuka kamus Bahasa Indonesia untuk mempelajari kosakata Bahasa Indonesia agar dapat menggunakan pilihan kata yang tepat. Selain itu untuk melatih kemampuan siswa dalam berbahasa Indonesia, alangkah lebih bagusnya kalau siswa banyak mendengarkan berita-berita dan pidato-pidato berbahasa Indonesia sehingga telinga anak terbiasa mendengar lafal-lafal yang tepat dalam Bahasa Indonesia

Hal lain yang tidak kalah penting, guru harus menegur anak yang melakukan kesalahan-dalam berbahasa Indonesia, jika tidak ditegur maka siswa akan terbiasa dengan kesalahan tersebut tanpa ia sadari kalau apa yang ia ucakan itu kurang tepat dalam berbahasa Indonesia. Untuk itu guru perlu memiliki pengetahuan tentang pengguanaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, seperti diksi, lafal, intonasi, dan lain-lain

Kesalahan dalam bahasa tulis seperti penggunaan tanda baca, huruf besar, paragraph, dan lain-lain disebabkan karena siswa kurang mengetahui kaidah-kaidah yang benar. Oleh karena itu, penggunaan bahasa tulis yang benar perlu diajarkan pada siswa sejak dini, selagi siswa masih kecil dan ingatannya masih bagus sehingga tertanam kemampuan menulis yang sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan pada diri anak, dan menjadi kebiasaan yang baik hingga anak dewasa, jangan sekali-kali guru membiarkan saja siswa yang melakukan kesalahan dalam bahasa tulis, guru perlu mengingatkan siswa dan menyuruh siswa memperbaikinya.
 
education Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template