Permasalahan
Siswa
tidak bersemangat atau tidak berminat dalam pembelajaran sehingga siswa
menjadi pasif (tidak aktif), siswa mengikuti pembelajaran Bahasa
Indonesia tidak ada niat, tidak ada gairah dan keseriusan. Jika guru
mengajukan pertanyaan-pertanyaan, siswa hanya diam, tidak ada yang
menjawab atau merespon guru
Keterampilan
berbicara siswa masih kurang, siswa belum terampil dalam mengemukakan
pendapat, ide dan pikiran baik melalui pertanyaan maupun dalam bentuk
pernyataan maupun pertanyaan
Siswa
kurang terampil dalam menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Khususnya saat pembelajaran Bahasa Indonesia, masih banyak siswa yang
menggunakan bahasa daerah sehari-hari
Dalam
bahasa tulis, masih banyak siswa yang tidak memahami tentang ejaan,
misalnya penggunaan paragraf dan lain-lain. Belum lagi masalah bahasa
tulis yang masih terbawa bahasa lisan yang merupakan bahasa daerah
Pemecahan Masalah
Untuk
mengatasi masalah siswa yang tidak bersemangat/tidak berminat saat
pelajaran Bahasa Indonesia ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
ialah guru harus meneliti kembali, apa penyebab siswa tidak bersemangat
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, apakah karena pembelajaran yang
monoton, tidak bervariasi sehingga anak bosan dan jenuh mengikuti
pelajaran. Jika benar itu penyebabnya, maka guru harus memperbaiki diri,
mengubah pola pembelajaran yang membosankan tersebut. Guru perlu
merancang kembali pembelajaran yang lebih menarik, membangkitkan rasa
ingin tahu pada diri anak, mendorong anak menjadi lebih aktif,
meningkatkan kreativitas anak dan lain-lain. Guru juga dapat menggunakan
pendekatan-pendekatan tertentu, menerapkan model-model pembelajaran
yang sesuai dengan materi pelajaran dan sesuai dengan karakteristik
anak. Untuk mendukung hal tersebut guru perlu memperdalam/menambah
pengetahuannya dan memperluas wawasannya baik tentang profesi keguruan
maupu tentang pengetahuan lainnya
Untuk
meningkatkan minat dan semangat siswa, guru perlu menggunakan media
sebagai alat bantu dalam pembelajaran. Media dapat mengkonkritkan
sesuatu yang abstrak, karena tingkat/tahap berpikir anak SD masih dalam
tahap berpikir konkrit, terlebih bagi siswa kelas rendah (kelas 1, 2 dan
3) anak belum dapat memahami sesuatu yang tidak ada di depan matanya
(abstrak)
Hal lain yang dapat mendorong anak
aktif dalam pembelajaran adalah suasana kelas yang hangat, dalam arti
harmonis dan penuh kekeluargaan, sehingga anak merasa nyaman dalam
pembelajaran, tidak ada perasaan takut dan tegang terhadap guru, untuk
itu guru perlu bersikap ramah dan bijaksana, jangan menjadi guru yang
Killer, otoriter merasa paling benar dan tidak mau dikritik. Kecuali
itu, guru harus menciptakan komunikasi tiga arah yaitu guru dengan
siswa, siswa dengan guru, dan siswa dengan siswa agar semua siswa turut
aktif dalam pembelajaran
Untuk
meningkatkan keterampilan berbicara, siswa perlu diberi banyak latihan,
misalnya diberi kesempatan bertanya, lebih sering disuruh maju ke depan
kelas untuk membaca puisi, bermain drama dan lain-lain. Hal tersebut
dimaksudkan melatih mental para siswa agar berani tampil di depan kelas.
Kalau mental siswa sudah bagus tinggal membimbing dan membina kemampuan
dan keterampilan siswa dalam berbicara. Pada umumnya, keterampilan
berbicara seseorang didukung oleh pengetahuan dan wawasan yang ia
miliki, terkadang seseorang bingung apa yang harus ia ungkapkan dan
bicarakan karena tidak adanya pengetahuan yang ia miliki. Oleh karena
itu, untuk meningkatkan keterampilan berbicara, siswa perlu menambah
pengetahuan dan memperluas wawasan sehingga siswa dapat berbicara dengan
baik. Kegiatan pembelajaran dalam bentuk diskusi juga turut membantu
melatih latihan siswa untuk mengemukakan pendapatnya, sanggahan, alasan
dan argumentasi secara lisan.
Penggunaan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar dikalangan siswa masih kurang,
khususnya pada saat pembelajaran Bahasa Indonesia, hal ini disebabkan
karena kurangnya kosakata Bahasa Indonesia yang dimiliki anak, kebiasaan
siswa menggunakan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari masih
terbawa kedalam proses pembelajaran. Untuk mengatasi hal tersebut, siswa
perlu dibiasakan untuk menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan
benar saat pembelajaran, siswa harus lebih banyak membuka kamus Bahasa
Indonesia untuk mempelajari kosakata Bahasa Indonesia agar dapat
menggunakan pilihan kata yang tepat. Selain itu untuk melatih kemampuan
siswa dalam berbahasa Indonesia, alangkah lebih bagusnya kalau siswa
banyak mendengarkan berita-berita dan pidato-pidato berbahasa Indonesia
sehingga telinga anak terbiasa mendengar lafal-lafal yang tepat dalam
Bahasa Indonesia
Hal
lain yang tidak kalah penting, guru harus menegur anak yang melakukan
kesalahan-dalam berbahasa Indonesia, jika tidak ditegur maka siswa akan
terbiasa dengan kesalahan tersebut tanpa ia sadari kalau apa yang ia
ucakan itu kurang tepat dalam berbahasa Indonesia. Untuk itu guru perlu
memiliki pengetahuan tentang pengguanaan Bahasa Indonesia yang baik dan
benar, seperti diksi, lafal, intonasi, dan lain-lain
Kesalahan
dalam bahasa tulis seperti penggunaan tanda baca, huruf besar,
paragraph, dan lain-lain disebabkan karena siswa kurang mengetahui
kaidah-kaidah yang benar. Oleh karena itu, penggunaan bahasa tulis yang
benar perlu diajarkan pada siswa sejak dini, selagi siswa masih kecil
dan ingatannya masih bagus sehingga tertanam kemampuan menulis yang
sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan pada diri anak, dan menjadi
kebiasaan yang baik hingga anak dewasa, jangan sekali-kali guru
membiarkan saja siswa yang melakukan kesalahan dalam bahasa tulis, guru
perlu mengingatkan siswa dan menyuruh siswa memperbaikinya.
Permasalahan
Siswa
tidak bersemangat atau tidak berminat dalam pembelajaran sehingga siswa
menjadi pasif (tidak aktif), siswa mengikuti pembelajaran Bahasa
Indonesia tidak ada niat, tidak ada gairah dan keseriusan. Jika guru
mengajukan pertanyaan-pertanyaan, siswa hanya diam, tidak ada yang
menjawab atau merespon guru
Keterampilan
berbicara siswa masih kurang, siswa belum terampil dalam mengemukakan
pendapat, ide dan pikiran baik melalui pertanyaan maupun dalam bentuk
pernyataan maupun pertanyaan
Siswa
kurang terampil dalam menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Khususnya saat pembelajaran Bahasa Indonesia, masih banyak siswa yang
menggunakan bahasa daerah sehari-hari
Dalam
bahasa tulis, masih banyak siswa yang tidak memahami tentang ejaan,
misalnya penggunaan paragraf dan lain-lain. Belum lagi masalah bahasa
tulis yang masih terbawa bahasa lisan yang merupakan bahasa daerah
Pemecahan Masalah
Untuk
mengatasi masalah siswa yang tidak bersemangat/tidak berminat saat
pelajaran Bahasa Indonesia ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
ialah guru harus meneliti kembali, apa penyebab siswa tidak bersemangat
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, apakah karena pembelajaran yang
monoton, tidak bervariasi sehingga anak bosan dan jenuh mengikuti
pelajaran. Jika benar itu penyebabnya, maka guru harus memperbaiki diri,
mengubah pola pembelajaran yang membosankan tersebut. Guru perlu
merancang kembali pembelajaran yang lebih menarik, membangkitkan rasa
ingin tahu pada diri anak, mendorong anak menjadi lebih aktif,
meningkatkan kreativitas anak dan lain-lain. Guru juga dapat menggunakan
pendekatan-pendekatan tertentu, menerapkan model-model pembelajaran
yang sesuai dengan materi pelajaran dan sesuai dengan karakteristik
anak. Untuk mendukung hal tersebut guru perlu memperdalam/menambah
pengetahuannya dan memperluas wawasannya baik tentang profesi keguruan
maupu tentang pengetahuan lainnya
Untuk
meningkatkan minat dan semangat siswa, guru perlu menggunakan media
sebagai alat bantu dalam pembelajaran. Media dapat mengkonkritkan
sesuatu yang abstrak, karena tingkat/tahap berpikir anak SD masih dalam
tahap berpikir konkrit, terlebih bagi siswa kelas rendah (kelas 1, 2 dan
3) anak belum dapat memahami sesuatu yang tidak ada di depan matanya
(abstrak)
Hal lain yang dapat mendorong anak
aktif dalam pembelajaran adalah suasana kelas yang hangat, dalam arti
harmonis dan penuh kekeluargaan, sehingga anak merasa nyaman dalam
pembelajaran, tidak ada perasaan takut dan tegang terhadap guru, untuk
itu guru perlu bersikap ramah dan bijaksana, jangan menjadi guru yang
Killer, otoriter merasa paling benar dan tidak mau dikritik. Kecuali
itu, guru harus menciptakan komunikasi tiga arah yaitu guru dengan
siswa, siswa dengan guru, dan siswa dengan siswa agar semua siswa turut
aktif dalam pembelajaran
Untuk
meningkatkan keterampilan berbicara, siswa perlu diberi banyak latihan,
misalnya diberi kesempatan bertanya, lebih sering disuruh maju ke depan
kelas untuk membaca puisi, bermain drama dan lain-lain. Hal tersebut
dimaksudkan melatih mental para siswa agar berani tampil di depan kelas.
Kalau mental siswa sudah bagus tinggal membimbing dan membina kemampuan
dan keterampilan siswa dalam berbicara. Pada umumnya, keterampilan
berbicara seseorang didukung oleh pengetahuan dan wawasan yang ia
miliki, terkadang seseorang bingung apa yang harus ia ungkapkan dan
bicarakan karena tidak adanya pengetahuan yang ia miliki. Oleh karena
itu, untuk meningkatkan keterampilan berbicara, siswa perlu menambah
pengetahuan dan memperluas wawasan sehingga siswa dapat berbicara dengan
baik. Kegiatan pembelajaran dalam bentuk diskusi juga turut membantu
melatih latihan siswa untuk mengemukakan pendapatnya, sanggahan, alasan
dan argumentasi secara lisan.
Penggunaan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar dikalangan siswa masih kurang,
khususnya pada saat pembelajaran Bahasa Indonesia, hal ini disebabkan
karena kurangnya kosakata Bahasa Indonesia yang dimiliki anak, kebiasaan
siswa menggunakan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari masih
terbawa kedalam proses pembelajaran. Untuk mengatasi hal tersebut, siswa
perlu dibiasakan untuk menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan
benar saat pembelajaran, siswa harus lebih banyak membuka kamus Bahasa
Indonesia untuk mempelajari kosakata Bahasa Indonesia agar dapat
menggunakan pilihan kata yang tepat. Selain itu untuk melatih kemampuan
siswa dalam berbahasa Indonesia, alangkah lebih bagusnya kalau siswa
banyak mendengarkan berita-berita dan pidato-pidato berbahasa Indonesia
sehingga telinga anak terbiasa mendengar lafal-lafal yang tepat dalam
Bahasa Indonesia
Hal
lain yang tidak kalah penting, guru harus menegur anak yang melakukan
kesalahan-dalam berbahasa Indonesia, jika tidak ditegur maka siswa akan
terbiasa dengan kesalahan tersebut tanpa ia sadari kalau apa yang ia
ucakan itu kurang tepat dalam berbahasa Indonesia. Untuk itu guru perlu
memiliki pengetahuan tentang pengguanaan Bahasa Indonesia yang baik dan
benar, seperti diksi, lafal, intonasi, dan lain-lain
Kesalahan
dalam bahasa tulis seperti penggunaan tanda baca, huruf besar,
paragraph, dan lain-lain disebabkan karena siswa kurang mengetahui
kaidah-kaidah yang benar. Oleh karena itu, penggunaan bahasa tulis yang
benar perlu diajarkan pada siswa sejak dini, selagi siswa masih kecil
dan ingatannya masih bagus sehingga tertanam kemampuan menulis yang
sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan pada diri anak, dan menjadi
kebiasaan yang baik hingga anak dewasa, jangan sekali-kali guru
membiarkan saja siswa yang melakukan kesalahan dalam bahasa tulis, guru
perlu mengingatkan siswa dan menyuruh siswa memperbaikinya.